Kisah-kisah Sukses Koperasi di Indonesia
Sejak awal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, para pendiri
bangsa sesungguhnya telah meletakkan dasar perekonomian negara sebagai
upaya untuk menyejahterakan seluruh rakyatnya. Seperti tertuang dalam
Undang Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 1, dimana perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Meski di dunia,
sejarah koperasi telah berlangsung cukup lama, namun di Indonesia
tonggak tonggak berdirinya koperasi dimulai pada 12 juli 1947 dimana
saat itu diadakan kongres koperasi yang pertama, dilangsungkan di
Tasikmalaya, sehingga tanggal tersebut ditetapkan hari Koperasi
Indonesia. Kini koperasi terus berkembang menjadi roda penggerak
perekonomian warga di berbagai bidang.
Salah satu koperasi yang telah lama terbentuk dan terus membantu
masyarakat dalam usaha yang mereka geluti adalah Koperasi Peternakan
Bandung Selatan atau yang lebih dikenal dengan nama KPBS Pangalengan.
Kawasan Pangalengan yang dikelilingi gunung dan berada pada ketinggian
di atas 1000 meter dari permukaan air laut merupakan kawasan yang sangat
ideal untuk pengembangan usaha sapi perah. Pendirian koperasi ini
dilatarbelakangi oleh keinginan para peternak sapi perah agar mampu
berjuang bersama mengelola dan menjual produk susu segar yang sebelumnya
dimonopoli oleh para kolektor (tengkulak) susu.
Kian
hari kebutuhan para peternak yang juga merupakan anggota KPBS terus
berkembang. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pelayanan kepada lebih
dari 5.000 anggotanya terus dilakukan, diantaranya para peternak
diwajibkan memiliki sapi sendiri, para peternak juga wajib menyetorkan
simpanan wajib ke KPBS, wajib memiliki prasarana pengolahan susu, dan
juga wajib menyetorkan atau menjual susunya ke koperasi. Sebagai
gantinya, para peternak mendapatkan pelayanan seperti memperoleh
kebutuhan pokok, pelayanan kesehatan hewan, dan kebutuhan pakan ternak.
Dengan adanya pelayanan yang menyeluruh dari koperasi, sangat membantu
kegiatan perekonomian mereka dan memastikan kelangsungan peternakannya.
Salah satu cerita sukses lembaga koperasi lainnya adalah Koperasi
Sejahtera Bersama yang terletak di Bogor, Jawa Barat. Iwan Setiawan yang
merupakan pimpinan lembaga koperasi ini sejak awal memang sengaja
memilih bentuk usahanya dalam wujud koperasi karena lebih bersifat
sosial. Sejak terbentuk pada tahun 2004, Koperasi Sejahtera Bersama yang
beranggotakan 20 orang berhasil menghimpun dana sebesar 1 miliar
rupiah. Dana ini kemudian digulirkan kepada pedagang - pedagang kecil di
pasar Sukabumi. Namun karena berjalan kurang baik kemudian Iwan
memindahkan Koperasi Sejahtera Bersama ke wilayah Bogor, Jawa Barat.
Koperasi ini ternyata bisa berkembang dengan lebih baik dengan jumlah
anggota yang terus bertambah. Selain menggulirkan dana kepada pedagang -
pedagang kecil, lembaga ini pun mengajak masyarakat untuk menyimpan
dananya dalam bentuk simpanan berjangka dengan sistem bagi hasil yang
bersaing dari yang diberikan bank. Upaya itu membawa hasil, sehingga
pada tahun 2013 aset Koperasi Sejahtera Bersama mencapai 1,1 triliun
rupiah dengan jumlah anggota lebih dari 35 ribu orang. Pada awalnya
Koperasi Sejahtera Bersama hanya terfokus pada unit simpan pinjam saja.
Namun seiring berjalannya waktu dan meningkatnya kebutuhan anggota,
Koperasi Sejahtera Bersama mulai merambah ke ranah lain.

"Awalnya memang kami fokus pada simpan pinjam. Tetapi seiring
berkembangnya anggota dan seiring berkembangnya perekonomian anggota,
kami melihat ada pangsa pasar yakni para anggota kami yang membutuhkan
kebutuhan pokok, membutuhkan barang - barang yang mereka butuhkan setiap
hari. Simpan pinjam kami kelola sama seperti di bank, baik itu
sistemnya, administrasinya dan segala macam sehingga bisa berkembang
baik. Begitu juga dengan perdagangan sembako milik kami. Kami kemas
dengan metode mini market, sehingga bisa bersaing dengan yang sudah
sudah ada seperti Alfamart dan Indomart. Kami menyadari kebutuhan
anggota itu banyak terutama kebutuhan pokok, maka kami membuka usaha
ritel yang kami beri nama SB Mart. Syukur pada saat sekarang ini sudah
ada 153 gerai dan omset untuk SB Mart ini untuk satu bulan itu bisa
mencapai sekitar 4 sampai 5 miliar", ucap pengakuan Iwan Setiawan.
Usaha koperasi ini juga telah memiliki dua anak perusahaan yang bergerak
di bidang energi dan properti. Hal ini sebagai upaya mendapatkan
peluang dan meningkatkan penjualan, sehingga secara tidak langsung akan
meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Dengan konsep koperasi sebagai
pemilik perusahaan, maka keuntungan perusahaan tidak hanya dinikmati
pemilik modal saja, namun dapat dinikmati oleh seluruh anggota. Meskipun
telah memiliki beberapa anak perusahaan, kedepannya Koperasi Sejahtera
Bersama akan lebih fokus pada pengembangan ritel yang cenderung bisa
memberikan lebih banyak manfaat.
Sumber : http://www.kerjausaha.com/2015/04/kisah-kisah-sukses-koperasi-di-indonesia.html
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
0 komentar:
Posting Komentar